Metode pembagi tegangan bias merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk memberikan bias dan stabilisasi pada transistor. Dalam metode ini, dua resistor, R1 dan R2, terhubung ke tegangan suplai VCC dan memberikan bias, sementara resistor emitor RE memberikan stabilisasi. Nama "pembagi tegangan" berasal dari pembagi tegangan yang terbentuk oleh R1 dan R2. Tegangan yang jatuh di sepanjang R2 membuat sambungan basis-emitir menjadi bias maju, menyebabkan arus basis dan oleh karena itu arus mengalir mengalir dalam kondisi sinyal nol. Metode ini dipilih karena sederhana dan stabil, serta memastikan transistor beroperasi di wilayah aktif, memungkinkan penguatan linier tanpa distorsi.
1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian pembagi tegangan bias berdasarkan nilai parameter yang diperoleh ketika percobaan !
Jawab :
Ketika transistor dalam keadaan aktif, tegangan VCC mengalir menuju resistansi RB1 sebesar 9,9 Kohm, kemudian menuju kaki basis transistor, mengalir melalui emitor dan resistansi RE, dan berakhir di ground. Selain itu, arus juga mengalir melalui RB2 dan langsung menuju ground. Akibatnya, terdapat tegangan yang terdeteksi pada setiap resistansi, yaitu VRB1 sebesar 11,83 V, VRC sebesar 11,84 V, VRB2 sebesar 199,2 mV, dan VRE sebesar 132,22 mV.
Sejumlah arus sebesar 0,37 mA mengalir melalui kaki kolektor, melalui emitor, melewati resistansi RE, dan berakhir di ground. Namun, tidak terdeteksi arus yang mengalir pada kaki basis. Tegangan pada kaki basis (VB) terukur sebesar 199,2 mV, pada kaki kolektor (VC) sebesar 184,9 mV, dan pada kaki emitor (VE) sebesar 1,521 V. Tegangan antara kaki basis dan emitor (VBE) adalah 312,1 mV, sedangkan antara kaki kolektor dan emitor (VCE) sebesar 0,689 V.
2. Tentukan titik kerja (Q Point) dari percobaan fixed bias, self bias, dan voltase pembagi bias (dalam bentuk grafik)!
Jawab :
3. Nilai apakah yang mempengaruhi perubahan titik kerja (Q point)?
Jawab :
Titik kerja dalam rangkaian pembagi tegangan pada bias transistor dipengaruhi oleh beberapa nilai komponen. Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi titik kerja pada bias transistor pembagi tegangan:
1. Resistansi Basis (RB): Nilai resistor basis memengaruhi tegangan dan arus basis, sehingga memiliki peran penting dalam menetapkan titik kerja transistor.
2. Resistansi Emitter (RE): Resistansi emitter memiliki peran signifikan dalam menentukan arus emitter (IE) dan tegangan emitter, yang juga memengaruhi titik kerja keseluruhan.
3. Resistansi Kolektor (RC): Nilai resistansi kolektor turut menentukan titik kerja dengan memengaruhi tegangan dan arus kolektor.
4. Tegangan Pasokan (VCC): Tegangan pasokan, atau VCC, merupakan faktor eksternal yang memengaruhi titik kerja dengan menentukan tingkat tegangan yang tersedia untuk pembagi tegangan.
5. Faktor Penguatan Transistor Hfe (Beta): Transistor Hfe atau beta adalah faktor penguatan arus yang dapat memengaruhi arus kolektor (IC) dengan cara mengalikan arus basis (IB).
6. Tegangan Drop pada Resistor (VRE): Tegangan yang terjadi pada resistor emitter (VRE) juga berkontribusi pada penentuan tegangan emitter, sehingga ikut memengaruhi titik kerja keseluruhan.
video percobaan [download]
video penjelasan [download]
Jurnal [download]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar